CONGRATULATION! ADHITA SRI PRABAKUSUMA SUCCESSFULLY PUBLISHED HER RESEARCH IN 3 BIOTECH JOURNAL

Congratulation, Adhita Sri Prabakusuma successfully published his research “Prevalence and antimicrobial resistance profiling of staphyloccus aureus isolated from traditional cheese in Yunnan, China”. His research has published in  3 Biotech Journal on Desember 2, 2021. (H-Index: 37; SJR: 0.557; Impact Factor: 2.406)

His research result explained that the prevalence of staphylococcal infection and the emergence of multidrug resistance of Staphylococcus aureus (S. aureus) are major concerns in food safety and public health which aimed to investigate the prevalence of S. aureus isolated from traditional Chinese Rubing and Rushan cheese. From 124 samples, 18 of 62 (29.03%) of Rubing and 5 of 62 (8.06%) of Rushan cheese were confirmed to be S. aureus positive by standard culture-based methods. Twenty-three coagulase-positive staphylococci isolates were grouped into 16 clusters by pulsed-field gel electrophoresis and subjected to routine susceptibility testing to 12 antibiotics. Those isolates exhibited high resistance to penicillin (100%), erythromycin, trimethoprim-sulphamethoxazole (34.78%), oxacillin, clindamycin, and cefoxitin (21.74%). Multidrug-resistant (MDR) S. aureus was found in 34.78% (8 of 23) of isolates. The results of this study expand the knowledge of S. aureus strain DC.RB_015, increase food safety awareness, and will be helpful in establishing therapeutic therapy.

Hopefully this achievement can motivate the other lecturers at Universitas Ahmad Dahlan, to continue to develop good researches and publish their research in high impact reputable journals. All of them are full of blessings and benefits as always. Aamiin…

 

SELAMAT, BAPAK ADHITA SRI PRABAKUSUMA BERHASIL MEMPUBLIKASIKAN HASIL RISET DI JURNAL 3 BIOTECH

Selamat Bapak Adhita Sri Prabakusuma berhasil mempublikasikan hasil risetnya yang berjudul “Prevalence and antimicrobial resistance profiling of staphyloccus aureus isolated from traditional cheese in Yunnan, China”. Hasil riset beliau dipublikasikan di jurnal 3 Biotech pada tanggal 2 Desember 2021. (H-Index: 37; SJR: 0.557; Impact Factor: 2.406).

Hasil risetnya menjelaskan bahwa prevalensi dari infeksi stafilokokus dan munculnya resistensi multidrug Staphylococcus aureus (S. aureus) menjadi perhatian utama dalam keamanan pangan dan kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mengetahui prevelensi S.aureus yang diisolasi dari keju tradisional Rubing dan Rushan di Cina. Dari 124 sampel, 18 dari 62 (29,03%) keju Rubing dan 5 dari 62 (8,06%) keju Rushan dikonfirmasi positif S. aureus dengan metode berbasis kultur standar. Dua puluh tiga isolat stafilokokus koagulase-positif dikelompokkan ke dalam 16 kelompok dengan elektroforesis gel bidang berdenyut dan menjadi sasaran uji kepekaan rutin terhadap 12 antibiotik. Isolat tersebut menunjukkan resistensi yang tinggi terhadap penisilin (100%), eritromisin, trimetoprim-sulfametoksazol (34,78%), oksasilin, klindamisin, dan cefoxitin (21,74%). Multidrug-resistant (MDR) S. aureus ditemukan pada 34,78% (8 dari 23) isolat. Hasil dari penelitian memperluas pengetahuan strain S. aureus DC.RB_015, meningkatkan kesadaran keamanan pangan, dan akan membantu dalam menetapkan terapi terapeutik.

Semoga pencapaian ini dapat memotivasi para dosen di Universitas Ahmad Dahlan, untuk terus mengembangkan risetnya dan mempublikasikan hasil riset tersebut di Jurnal yang baik. Semoga semuanya penuh berkah dan manfaat bagi kita semua. Aamiin…